Sesungguhnya jiwa, raga dan roh kita ini, merrupakan komponen manusia yang selalu dipelihara, dirawat dan diperbaiki sepanjang masa yang tidak pernah berhenti. Begitu pula bangunan yang telah dimakan usia juga perlu dilakukan renovasi, sehingga layak dan aman untuk ditempati. Maka untuk melakukan renovasi raga diperlukan tiga persyaratan, yaitu pertaubatan, ketaqwaan dan konsistensi (istiqomah). Sedangkan untuk melakukan perbaikan jiwa diperlukan tiga faktor pendukung yang sangat substansif, yaitu dedikasi (keikhlasan), kejujuran (sidiq) dan ketentraman (tuma’ninah). Adapun untuk melakukan pemugaran terahdap rohani kita, juga diperlukan tiga kelengkapan yang sangat mendasar, yaitu kesadaran (muroqobah), kesaksian (musyahadah) dan pengetahuan (ma’rifah).
Untuk lebih jelas lagi, dapat diuraikan sebagai berikut. Bahwa untuk melakukan renovasi raga dilakukan dengan cara berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menghindari dan menjauhi segala larangan Allah dan berupaya dengan sepenuh hati untuk melaksanakan segala perintah Allah.
Sedangkan untuk melaksanakan perbaikan jiwa, adalah dimulai dengan cara merobah segala tingkah laku yang buruk dan tercela dengan perilaku dan sifat-sifat terpuji. Sedangkan untuk memugar rohani, harus dilakukan dengan cara menumpas segala bentuk kesombongan, kepongahan, kecongkakan dan percaya diri yang berlebihan. Menghapus segala bentuk pengandalan dan segala perasaan mempunyai kekuatan dan kemampuan. Sehingga kemudian benar-benar dirinya hina dina dan tak berharga. Sehingga benar-benar merasakan tidak bisa apa dan tidak punya apa-apa. Setelah itu diharapkan akan muncul sebuah perubahan yang sangat mendasar dalam pola pikir dan perilaku, sehingga sopan santun yang ditampilkan bukan basa-bbasi, rendah hati yang bukan dibuat-buat, tetapi semuanya itu betul-betul sungguh-sungguh asli. Perlu diketahui, bahwa yang sedang kita bicarakan di sini adalah masalah aktifitas atau kegiatan yang daapt membersihhkan raga. Menjernihkan hati dan mensucikan rohani. Adapun menenai ilmu dan pengetahuan, itu adalah merupakan hasil atau buah dari segala upaya yang dilakukan dalam rangka pembersihan dan pensucian terhadap raga, jiwa dan rohani. Jadi ketika rohani telahh bersih dan suci, barulah pada tahapan berikutnya, rohani kita dapat dimasuki dan dipenuhi dengan ilmu, pengetahuan dan penyinaran.
Selanjutnya, ketika kita ingin melangkah ke depan, untuk menggapai tingkatan yang lebih tinggi lagi, nantinya akan sangat tergantung kepada sejauh mana tingkatan (maqom) dan kepangkatan yang sudah kita raih itu dalam kondisi yang benar atau tidak.
Masalahnya sangat tergantung pada langkah awal atau titik tolak dimana kita memulai. Apabila pada langkah permulaanberjalan mulus, rapih dan tertib serta baik, maka harapan untuk maju menjadi besar, bahwa nanti di penghujungnya akan mendapat sukses yang gemilang, oleh karena itu di dalam meniti kebenaran dan mencari kesejatian diri, hendaknya jangan dilakukan secara terburu-buru atau tergesa-gesa, tetapi juga tidak santai, yaitu dengan langkah yang mantap dan berkesinambungan.
Oleh karena itu tidak usah terburu-buru ingin menigkat ke rangking tariqat, seharusnya, sebelum itu henddaknya dibenahi dulu syari’at kita secara betul, sampai tercipta suatu kondisi, dimana kita dalam menjalankan syariat tidak dirasakan sebagai suatu beban, melainkan menjadi tradisi keseharian yang sangat melekat pada diri kita. Atau dengan istilah lain yang lebih populer yaitu telah mendarah daging. Di sini lebih jauh lagi, diperlukan pembuktian, yaitu berupa pertaubatan dengan segala persyaratannya, ketaqwaan dengan segala sendinya, dengan memiliki konsistensi hidup yang kokoh dan tak tergoyahkan oleh segala bentuk godaan dan rayuan, yaitu dengan berupaya meneladani segala ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW.
(B-KHASY)
Jumat, November 04, 2011
Renovasi Jiwa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HOT NEWS
MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar