Kamis, November 03, 2011

Memahami makna Do’a

Apabila Allah memberi sesuatu maka Allah akan menggerakkan hatimu untuk meminta, tapi jika Allah tidak ingin memberi sesuatu maka Allah tidak akan menggerakkan hatimu untuk meminta. Contohnya seperti kita diberi oleh seorang Kiai dengan berbagai dzikiran/wiridan sekalipun banyak, tetap dia jalani, hal itu terjadi karena Allah menggerakkan/menghendaki dia untuk meminta dan Allah akan memberinya. Kenapa Allah memberi? Ya karena kita meminta, kenapa kita mau meminta? Ya karena Allah menggerakkan hatinya untuk meminta/Allah membukakan pintu permohonan baginya, sehingga terjadilah apa yang Allah tentukan untuknya yaitu berupa dikabulkan doanya.

Doa itu merupakan bagian dari sebab dan sebab sudah didahului oleh kehendak dan dilaksanakan dalam bentuk qodo dan qodar, jadi do’a itu semata-mata hanyalah bentuk kefakiran kita, dan merupakan sifat abadi kita yang selalu faqir/butuh terhadap Allah serta ketergantungan kita kepadaNya.
Ketika Allah menggerakkan hatimu untuk meminta sesuatu, maka akan tampillah di hatimu muncul sebuah kebutuhan/merasa butuh kepada Allah, dan Allah akan memberi sesuatu apa yang diminta. Sehingga, janganlah terburu-buru untuk meminta, karena kalau sudah saatnya datang maka dia akan datang, jadikan dunia ini santai, karena semua urusan itu ada takarannya/scedulnya masing-masing. Kita tidak bisa terburu-buru untuk mendatangkannya. Seperti kita menunggu kereta yang sudah ada jadwal berangkatnya, kalau memang belum saatnya berangkat, maka kereta itu tidak akan berangkat/datang, kita tidak usah gelisah tapi antailah menuggu dengan membaca atau aktifitas lainnya yang lebih bermanfaat.
Mintalah kepada Allah sesuatu apa yang Allah minta dari kamu. Allah minta kamu sholat, maka sholatlah dengan baik. Allah meminta kamu supaya bisa bershodaqoh, maka mintalah kepada Allah sesuatu yang membuat kamu bisa bershodaqoh/memberi. “Barangsiapa yang diberi Allah bersemangat untuk meminta kepadaNya, makan Allah akan mengabulkan do’anya” (hadits)
Sesuatu paling dicintai oleh Allah yaitu berdo’a minta ampun dan diberi kesehatan, Karena Inti Kebahagiaan itu sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Dan pada akhirnya pilihan kita semua adalah badan dan jiwa yang sehat/tenang. Orang yang tidak mempunyai beban dosa dan tidak punya banyak salah alias sudah mendapat ampunan dari Allah, maka akan membuat jiwa dan pikiran kita menjadi tenang. Jadi, kebahagiaan itu identik dengan Badan yang sehat dan mendapat ampunan Allah yang bisa membuat jiwa dan pikiran kita tenang.
Bagaimana Allah tidak mengabulkan do’a seseorang padahal Allah mencintai suara dan ratapan orang mukmin? Kalaulah Allah tidak menghendaki kita untuk meminta, maka Allah tidak akan mengajari kita untuk belajar meminta/berdo’a dengan benar sehingga tidak bersemangat untuk meminta. Kita harus cerdas, cerdik dan pandai menghayati peristiwa-peristiwa dalam kehidupan ini. Banyak orang yang usianya panjang tapi pengalamannya sedikit dan kurang penghayatan dalam hidup ini.
Tingkatan Mripat yaitu tingkatan yang masih menggunakan mata kepala (mripat dalam bahasa jawa), berbeda dengan tingkatna ma’rifat yaitu sudah pandai dengan menggunakan mata hati.
(B-KHASY)

Tidak ada komentar:

HOT NEWS

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH

Kolom Tutorial

Template Unik