
Terkadang kesadaran itu muncul secara tiba-tiba, tanpa diduga dan tanpa direncanakan. Jika ketaatan sedang datang, tidak hanya sholat wajib yang dikerjakan, tapi semua sholat sunah juga dilakukan tanpa ketinggalan. Kalau sedang baik dia beramal shodaqoh sebanyak-banyaknya, menolong orang dan menyebarkan nasehat kebaikan. Mengajinya juga rajin dan perkataannya juga selalu mengandung hikmah. Setiap orang yang melihatnya dan bertemu dengannya merasa sangat senang. Bibirnya selalu basah dengan dzikrullah, tasbeh di tangannya tidak pernah ditinggalkan. Sikapnya berubah 180 derajat, yang dulunya pelit, sekarang menjadi dermawan. Yang dulunya jahat, sekarang menjadi baik, yang asalnya selalu menggunjing dan menyebarkan fitnah, sekarang malah selalu berkata baik dan manis. Orang-orang pun senang bergaul dengannya dan menghormatinya. Hal itu semua ketika kondisinya sedang SADAR atau dalam bahasa jawanya ELING.
Namun…. Jika kesadarannya itu kurang sedikit atau kurang banyak atau malah hilang sama sekali dan dia menjadi seperti dulu lagi, maka keluarlah watak aslinya. Emosinya kambuh dan kumat. Pelitnya nongol lagi, sikap hasud dan suka memfitnah nya mulai lagi. Pada saat dalam kondisi sadar, dia banyak berbuat baik dan suka menolong orang, tetapi ketika kembali kepada habitatnya lagi, dia sering ngerjain orang, berbuat jahat dan tidak segan-segan menindas orang lain. Berlaku sewenang-wenang, perkataannya jorok dan jauh dari kebenaran, suka berbohong dan menipu. Orang lain yang melihatnya merasa jijik dan tidak senang, dia dibenci dan dijauhi, karena dia suka menyakiti orang, baik secara fisik maupun perasaan. Akalnya sudah tidak karuan lagi, berbuat semaunya dan tidak terkendali lagi, baik sikap maupun ucapannya. Kalau dianalogikan, dia persis seperti orang yang tidak waras akalnya, alias ORANG GILA. Kondisi terbalik seperti itu, dan perilaku yang mirip dengan orang gila yang kesadarannya hilang atau berkurang, dalam istilah jawanya sering disebut dengan EDAN. Karena pikirannya sudah tidak sempurna/jejeg lagi. Tidak punya rasa malu dan tidak bisa membedakan antara mana yang pantas dan tidak pantas, antara yang baik dan yang benar.
Seseorang itu terkadang berada lama dalam lorong kesadarannya, dari kecil dia memang nakal dan jahat, tetapi ketika menginjak dewasa, sifat nakalnya itu hilang dan dia menjadi orang baik, dia bertaubat dan memperbaiki diri, sikap dan ucapannya disenangi orang dan terus kondisi itu sampai akhir hayatnya. Dan dia meninggalkann dunia ini dalam keadaan kesadarnnya yang benar dan menjadi orang baik/KHUSNUL KHOTIMAH.
Tetapi juga, terkadang seseorang itu berkutat dalam kekonyolan dan kejahatannya. Sejak kecil bahkan sampai tuanya, perbuatannya selalu merugikan orang. Orang pun benci bahkan ketika matinya, tidak ada orang yang mau mengiringi jenazahnya. Selama hidupnya dia dalam keadaan EDAN alias akalnya tidak waras, tidak dipergunakan dengan semaksimal mungkin, tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Selalu mengedepankan egonya. Ingin selalu menang sendiri bahkan bertindak sewenang-wenang. Dan akhirnya dia mati dalam kekadaan jahat/SU’UL KHOTIMAH.
Ada juga orang yang sewaktu-waktu SADAR/ELING sewaktu-waktu TIUDAK SADAR/EDAN. Hari kemarin, sholatnya rajin, tetapi esoknya malas. Kadang sodaqoh, kadang pelit. Kadang menolong, kadang berbuat jahat. Kadang berkata baik, kadang berkata jorok/jahat. Kadang menyenangkan orang, kadang menyakiti orang. Kadang disenangi orang, kadang dibenci orang. Nah… kondisi seperti itu biasa disebutnya dalam bahasa santrinya EDAN ELING yang maksudnya, sewaktu-waktu sadar, sewaktu-waktu tiudak sadar. Dan mungkin sifat seperti ini dimiliki oleh kebanyakan orang, mungkin juga termasuk kita. Istiqomah/konsistensi dalam kebaikan itu sangat sulit sekali. Hati ini memang sering bolak-balik, alias gampang berubah-rubah, kadang hatinya baik, kadang menjadi jahat, kadang terlalu baik dan kadang terlalu jahat banget. Kalau dibandingkan, kondisi DEDAN ELING ini lebih baik dari pada EDAN SELAMANYA, syukur-syukur ELING seterusnya. Tapi terkadang juga perlu diwaspadai, ketika kita dalam kondisi TERLALU ELING, kadang muncul sifat sombong MENGAKU SOK SUCI dan merendahkan orang lain. Sebaiknya kita berhati hati dalam kondisi seperti itu. Selalu taqorrub kepada Allah dan minta penjagaanNYA.
Tergolong ke dalam kelas mana kita? EDAN TERUS, ELING TERUS atau EDAN ELING terus?????
La’alaashowaab
Wallaahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar